“)
,default}
Kamis, 24 November 2011
KEPALA BERAMBUT PANJANG
Kisah ni berlaku ketika aku
berada di tingkatan satu. Ketika itu aku tinggal di asrama. Macam biasa, aku mula
letakkan kepala atas bantal ketika jam hampir menunjukkan 12:00 tengah malam. Tapi malam
tu aku rasa sedikit gelisah. Entah apa puncanya, tak dapat aku pastikan. Aku cuba pejamkan
mata, tapi tak berjaya. Akhirnya, lebih setengah jam berhempas-pulas, kelopak mataku
berjaya juga dirapatkan.
Tak lama kemudian, aku dikejutkan oleh suatu bunyi aneh yang agak kuat. Bunyi sebegitu tak pernah aku dengar sebelum ni. Aku cuba pastikan arah datangnya bunyi tersebut. Seketika kemudian aku tergamam. Berbantukan cahaya samar-samar dari kaki lima dorm, kelihatan satu kepala tanpa badan sedang menyikat rambutnya, betul-betul di atas katil bersetentang dengan katilku. Rambutnya panjang mencecah siling. Ngeri jugak aku. Dalam separuh sedar tu, aku cuba kejut rakanku yang sedang tidur di katil sebelah. "Ina! Ina! Ina..!". Ina tersedar. "Apa hal kejut aku tengah sedap tidur ni?" ngomel Ina sambil menggenyeh matanya. Tanpa memandang ke arahnya, aku memuncungkan mulutku. "Tengok tu." Ina memandang ke depan, dan sesaat kemudian memandang ke arahku semula.
"Takde apa pun! Engkau mengigau la... Dahlah, tidurlah! Aku ngantuk ni." Ina tak pedulikan kata-kata aku, dan terus menarik selimutnya semula. Aku berasa takut. Makhluk itu terus menyikat rambutnya. Semakin kuat sikatannya, semakin kuat pula bunyinya. Aku betul-betul tak tahu nak buat apa. Aku cuba nak kejutkan Ina sekali lagi, tapi kali ni mulutku seolah-olah terkunci. Aku memusingkan badan. Sambil meniarap, aku memekup telinga dengan bantal. Aku takut. Bunyi tersebut semakin kuat.
Selang lima minit kemudian, bunyi tersebut semakin perlahan, dan akhirnya terus lenyap. Aku masih tak berani pusingkan kepala. Manalah tahu, tiba-tiba je makhluk tu dah terpacul depan aku, tak ke naya!
Tiba-tiba suasana sekeliling menjadi hingar. Ruang dorm yang tadinya gelap, kini terang benderang. Aku lihat ada makhluk di kanan kiri aku. Ada yang bawa baldi dan ada yang bawa tuala serta berus gigi.
"Bangun Yati oiiii! Mandi. Sembahyang subuh." Aku mengangkat bantal yang memekup telinga, dan dengan perlahan aku bangun lalu ke hujung katil sambil mataku tak berkelip memandang ke katil depan. Apa yang aku nampak? Tak ada apa, melainkan suatu lakaran di dinding yang tak pernah aku nampak sebelum ni!
Tak lama kemudian, aku dikejutkan oleh suatu bunyi aneh yang agak kuat. Bunyi sebegitu tak pernah aku dengar sebelum ni. Aku cuba pastikan arah datangnya bunyi tersebut. Seketika kemudian aku tergamam. Berbantukan cahaya samar-samar dari kaki lima dorm, kelihatan satu kepala tanpa badan sedang menyikat rambutnya, betul-betul di atas katil bersetentang dengan katilku. Rambutnya panjang mencecah siling. Ngeri jugak aku. Dalam separuh sedar tu, aku cuba kejut rakanku yang sedang tidur di katil sebelah. "Ina! Ina! Ina..!". Ina tersedar. "Apa hal kejut aku tengah sedap tidur ni?" ngomel Ina sambil menggenyeh matanya. Tanpa memandang ke arahnya, aku memuncungkan mulutku. "Tengok tu." Ina memandang ke depan, dan sesaat kemudian memandang ke arahku semula.
"Takde apa pun! Engkau mengigau la... Dahlah, tidurlah! Aku ngantuk ni." Ina tak pedulikan kata-kata aku, dan terus menarik selimutnya semula. Aku berasa takut. Makhluk itu terus menyikat rambutnya. Semakin kuat sikatannya, semakin kuat pula bunyinya. Aku betul-betul tak tahu nak buat apa. Aku cuba nak kejutkan Ina sekali lagi, tapi kali ni mulutku seolah-olah terkunci. Aku memusingkan badan. Sambil meniarap, aku memekup telinga dengan bantal. Aku takut. Bunyi tersebut semakin kuat.
Selang lima minit kemudian, bunyi tersebut semakin perlahan, dan akhirnya terus lenyap. Aku masih tak berani pusingkan kepala. Manalah tahu, tiba-tiba je makhluk tu dah terpacul depan aku, tak ke naya!
Tiba-tiba suasana sekeliling menjadi hingar. Ruang dorm yang tadinya gelap, kini terang benderang. Aku lihat ada makhluk di kanan kiri aku. Ada yang bawa baldi dan ada yang bawa tuala serta berus gigi.
"Bangun Yati oiiii! Mandi. Sembahyang subuh." Aku mengangkat bantal yang memekup telinga, dan dengan perlahan aku bangun lalu ke hujung katil sambil mataku tak berkelip memandang ke katil depan. Apa yang aku nampak? Tak ada apa, melainkan suatu lakaran di dinding yang tak pernah aku nampak sebelum ni!
Jumat, 18 November 2011
Tweet Terakhir (touching story)
Gladit
adalah murid di sebuah SMA swasta di Ibu kota, dia salah satu murid
terpandai, pintar bergaul, eksis, sering menang perlombaan mewakili
sekolahnya dan ia juga Digandrungi kaum hawa di Sekolahnya. Banyak
perempuan yang tergila – gila pada Gladit, karena selain ia pandai, ia
juga memiliki wajah manis, postur tubuh ideal dan sifatnya pun ramah
kepada siapa saja.
Tetapi dibalik kelebihannya itu, diam diam dia sangat setia kepada pacarnya Poppy. Poppy
adalah seorang gadis berwajah imut namun cerewet, cemburuan, manja dan
Kekanak kanakan. Meskipin begitu, Gladit sangat sayang pada Poppy.
Gladit sangat menuruti Poppy, dia selalu ingin mengerti Poppy walaupun
kadang Poppy sudah dikasih Hati minta jantung, Tetapi Gladit sangat
sabar terhadap Poppy, karena ia mengerti bahwa Poppy jalan pikirannya
masih kekanak-kanakan, tapi bagi Gladit Poppy adalah makhluk terindah
yang pernah ia dapatkan.
Pernah
pada suatu hari dimana Poppy pada saat itu sedang PMS, dan dia lupa
membawa pembalut cadangan, dan pada saat Poppy menuliskan tugas yang
diberi guru ke papan tulis untuk dikerjakan (karena Poppy Sekertaris di
kelasnya) tiba – tiba tembus tanpa diduga duga, teman – teman cowoknya
pun menertawainya dan Poppy pun langsung lari sekencang kencangnya ke
toilet wanita yang posisinya tepat di samping kelasnya. Teman dekatnya
Poppy yang bernama Rania langsung BBM Gladit Yang sedang mengikuti lomba
Cerpen antar Sekolah Tingkat Nasional.
“Gladit, Poppy dit!”
“Poppy kenapa Ran?”
“Tembus! dia lupa bawa pembalut!”
“HAH?
Yaudah deh, gue lagi lomba nih di SMA Pintu Harapan, tapi tunggu deh
biar gue minta didis sama jurinya biar lomba gue ke cancel.”
“yaudah dit! Cepetan, kasihan Poppy.”
“Okay Ran gue OTW ke sekolah.”
Tidak
lama kemudian Gladit meminta diskualifikasi dari perlombaan dan segera
menuju Minimarket untuk membeli Pembalut sebelum ia menuju ke sekolah.
Sampai di mini market dia langsung membeli Pembalut wanita, untungnya
sepi jadi yang menertawakannya hanya kasir.
Sesampainya di Sekolah, ia membeli Rok wanita di Koperasi terlebih Dahulu, dan menuju kelasnya Poppy, Rania pun menunggu di depan kelas.
“Aduh Gladit lama banget si lo, kasian kan Poppy udah nunggu.”
“Ini gue udah berusaha buat secepat mungkin Ran. Yaudah nih, kasih Poppy!” (sambil nyodorin pembalut dan Rok yang baru dia beli)
“ Lo kan cowok dit? Emang lo ga malu beli beginian?”
“Udah cepet kasih Poppy! Buat nolong pacar kenapa harus malu?”
“aduh nih cowok, gilaaa, unyu aja!” kata Rania dalam hati.
Rania pun segera menemui Poppy yang lagi kebingungan di Toilet Siswi!
“Nih Pop!” (sambil memberi pembalut dan rok)
“Aduh Thanks banget Ran, lo emang sahabat gue.”
“Jangan bilang makasih sama gue! Gue mah Cuma perantara.”
“Lah terus yang ngasih ini siapa?”
“Si Gladit .”
“Hah, dia kan lagi Lomba?”
“iya, tapi tadi gue ngehubungin dia, dia minta Didiskualifikasi sama Jurinya. Buat bawain lo begituan. ”
“hah? Oon banget sih si Gladit! Dia kan lomba. Gue kan pulang nanti juga bisa.”
“issh Poppy, udah di bela belain bukannya makasih malah ditolol tololin si Gladitnya.” Kata Rania dalam Hati.
“Udah lo cepetan ganti, dan buruan balik ke kelas!” kata Rania sambil meninggalkan Toilet dan menuju ke kelas.
Setelah selesai mengganti semuanya, Poppy menemui Gladit yang sedang menyiapkan buku buku untuk pulang.
“Gladit!” panggil Poppy dari luar
Gladit pun langsung menghampiri Poppy dengan membawa tas selempangnya.
“Kenapa say?” kata Gladit
“lo mau kemana? Kan belum waktunya pulang?” Tanya Poppy heran
“aku
di Skors gara gara malu maluin nama sekolah, aku minta didis dari
perlombaan dan pas jurinya belum ngasih izin aku langsung cabut terus
otw ke sini. Terus tadi Jurinya telpon Kepala sekolah katanya aku pulang
tanpa alasan terus tadi pas aku di Tanya Tanya kepala sekolah aku jawab
jujur aja kalo aku mau nolongin kamu.” Kata Gladit sambil memelas.”
“Lagian
Lo bego banget sih, ketahuan lagi lomba! Malah cabut, lagian kan disini
ada Mang Sarmin supir aku tuh di luar, aku bisa suruh dia kok. Ngapain
jadi sok sok pahlawan gitu si? Rasain tuh diskors! Mana alesan ke Kepala
Sekolah bawa bawa nama gue lagi, dasar pacar bego!” kata Poppy marah marah ke Gladit.
“Tapi kan aku Cuma mau nolong kamu say.”
“Tapi
liat Sikon juga lah? Orang lo lagi lomba! Terus kenapa bego pake nyebut
nyebut nama gue pas dihadapan kepsek? Jadi jelek kan nama gue pasti!
Dasar pacar begoooooo!” kata Poppy sambil marah besar dan meninggalkan
Gladit Begitu saja.
Tetapi tiba – tiba saat Gladit ingin mengejar Poppy, Pak Gion (kepsek) memanggil Gladit kembali.
“Gladit, tolong kesini!” panggil pak Gion
“ada apa pak?” kata Gladit bertanya Tanya
“Tadi
pihak pelombaan menghubungi bapak kembali, katanya Cerpen yang Kamu
buat sangat Bagus dan menarik, maka mereka memutuskan untuk tidak jadi
mendiskualifikasi kamu, dan kamu Menjadi juara satu disana!tetapi kamu
harus kesana sekarang juga, untuk membacakan cerpen tersebut terhadap
penonton dan mengambil penghargaan.” Jelas pak Gion
Gladit
pun teringat, bahwa pada saat lomba dia sudah selesai 30 menit sebelum
perlombaan selesai, dan sambil menunggu peserta lain selesai, ia
tertidur sebentar, karena saat malam ia begadang menyelesaikan materi
lomba. Dan pada saat ia tertidur Rania BBM Gladit dan Gladit dalam
keadaan setengah sadar, sampai akhirnya ia memutuskan untuk
didiskualifikasi. semua kejadian itu seperti terflashback kembali dalam
otak gladit pada saat itu juga.
“Baiklah pak saya akan segera kesana!” kata Gladit kepada kepsek,
ia
lalu berlari menuju mobilnya, dan segera menjalankan mobilnya ke lokasi
perlombaan. Tapi apa daya, dalam perjalanan ia harus mengalami merah
hijaunya lampu lalu lintas ibu kota.
Pada
saat kendaraannya berhenti karena Lampu merah yang menunjukan waktu 113
detik, ia menyempatkan update tweet di jejaring social “twitter”.
Tetapi tanpa terasa waktu lampu merah sudah menunjukan 10 detik
terakhir, posisi mobil Gladit yang cukup jauh dari lampu merah. Tepatnya di
baris ke sepuluh dibelakang lampu merah. Lampu yang tadinya merah sudah
hijau, waktu lampu hijau hanya menunjukan 30 detik, Gladit masih belum
menjalankan kendaraannya karena menunggu kendaraan –
kendaraan yang di depannya jalan terlebih dahulu. Tetapi saat gladit
ingin melewati lampu lalu lintas itu, waktunya tinggal 5 detik terakhir,
dia segera menancap gas, tepat saat ia melewati lampu lalu lintasnya,
lampu lalu lintasnya sudah memerah. Dan truk yang mengebut kencang dari
arah kiri mobil Gladit, menyambar mobil Gladit dengan sangat kencangnya
hingga mobil Gladit terbalik. Gladit tewas seketika ditempat karena
terjepit diantara bagian bagian mobilnya. Supir Truk yang menabrak kabur
dan jasad Gladit di tolong oleh warga setempat.
Warga yang menemukan Identitas Gladit yang berupa Kartu Pelajar, langsung menghubungi pihak sekolah.
Pihak sekolah pun langsung mengumumkan ke seluruh lingkungan sekolah dan melapor ke orang tua Gladit.
Kebetulan pada saat itu Poppy yang di kelas sedang asyik mendengarkan music sambil melihat TimeLine Twitternya, tiba tiba harus melepas headsetnya karena speaker pengumuman berbunyi.
“PENGUMUMAN!
Bismillahirahmanirahim, Inalilahi wa inallilahi Roji’un, telah
berpulang ke Rahmatullah, Gladit Junior bin Abi salim,pada hari ini,
karena kecelakaan. Jenazah akan dibawa hari ini ke rumah duka, bagi
seluruh siswa, diharapkan pulang sekolah jangan ada yang pulang terlebih
dahulu, marilah kita bersama sama mengunjungi rumah duka.”
Poppy yang mendengar pengumuman tersebut melihat TL nya dan matanya tertuju pada tweetnya Gladit yang Berbunyi :
- “yeah nanti gue dapet uang transport perlombaan banyak nih, traktir pacar tersayang ah biar ga ngambek mulu.” 29 min ago
- “walaupun dia sering ngambek, tapi dia nyenengin.gue sayaaaaaang banget sama pacar.” 30 min ago
- “Hari
ini gue ga jadi didis, gue juara 1 lomba cerpen. Tapi kenapa gue ga
bahagia ya? Mungkin karena pacar masih ngambek. :( ” 30 min ago
Poppy
pun langsung histeris, menangis kejar dikelas sambil dipeluk Rania yang
memeluk erat sambil menangis juga. Tapi apa daya, semua sudah
terlambat. Ngambek karena hal kecil itu pun menjadi sesal yang sangat
mendalam untuk Poppy. Kini Gladit telah tiada. Poppy sangat menyesal
karena belum memaafkannya karena masalah sepele, tapi apa boleh buat
penyesalan memang datangnya belakangan.
Setahun
setelah kepergian Gladit, Poppy sudah bisa menjadi orang yang lebih
dewasa, berfikir sebelum bertindak. Menggunakan akal bukan ego nya.
Pihak
sekolah pun mendapatkan penambahan pemasukan keuangan perbulannya,
karena Cerpen buatan Gladit yang menjadi Cerpen Remaja Terfavorit
tingkat Nasional.
Sumber : http://robotlabil.co.cc/
Kamis, 17 November 2011
ABASUS ♕
ini salfa..dia cantik B-) ,konyol juga,dewasa.tapi banyak yang nyari masalah sama salfa..intinya karna mereka iri sama salfa! sabar ya kawan B-)
ini w .,ajeng biasa anak anak manggil w AJENGO..hmm mau tau w selanjutnya silahkan invite 2750c1f7 promosi :D
kalo yang ini namanya sisi....hmm orangnya fraivesi bgt ¬_¬ account twitter aja ga mau dikasi tau..dan hp dia pun ga boleh dilihat sama anak anak ¬_¬
ini GITA..baru masuk basket pas kelas 8..tapi dia rebound nya bagus....
ada Cinda dia jual pulsa jadi kalo abasus g ada pulsa pasti minta ke dia dan ujung2x'a ngutang dulu.
ada Sarah biasa di panggil Sarut dia baru masuk di basket tapi dia ada kemauan untuk bisa.Dan kadang mukanya tablooo pisann
ada Indri dia udah lama ikut basket cuman gara gara peristiwa tabrakan yg buat kakinya jadi luka parah
ada NAsep...hmm suara bagus dan konyol juga B-)
Langganan:
Postingan (Atom)